Text
Dublin: A love Story
Mia salah akan satu hal: Dublin tidak seindah yang dia bayangkan.
Dia berharap melihat pegunungan, padang rumput, tebing, kastel, dan jalanan
yang dipagari dinding batu seperti yang muncul dalam film-film favoritnya.
Yang dia dapatkan adalah gedung-gedung tua berwarna seragam dengan
tampilan membosankan, pusat kota yang penuh turis, dan suhu musim semi
yang membuat beku.
Lalu dia bertemu Ragga, lelaki dari masa lalunya, yang menunjukkan pada Mia
sisi lain dari Dublin, menguak harta karun yang tersembunyi di balik bangunan-
bangunannya yang tidak menarik. Dari Sungai Liffey, mereka menjelajahi
museum-museum, berbagi sejarah tentang puluhan patung, mengunjungi
taman-taman dengan rumpun bunga yang belum mekar, bergabung dengan
keriuhan Temple Bar, melewati ratusan pub yang tersebar di seluruh bagian
kota, mendaki sala satu tebing Inishmore di Aran Islands demi mengabadikan
matahari terbit, hingga menyaksikan matahari tenggelam di Phoenix Park.
Saat kunjungannya menuju akhir, Mia merasa dirinya enggan kembali ke
Indonesia. Ke rutinitasnya, skenario filmnya yang tak kunjung usai, dan
tunangan yang menunggunya pulang. Sampai dia teringat, bahwa sedari awal,
Ragga tidak pernah menjadi pilihan yang dia rencanakan untuk masa depan.
Tidak tersedia versi lain